Penulis: Ressy Nisia (Pemerhati Pendidikan dan Keluarga)

LENSANESIA.COM – “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”

Petikan kalimat di atas merupakan Pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia secara tegas menyatakan sikap menolak adanya penjajahan.

Bukan hanya penjajahan terhadap bangsanya saja, tapi juga menolak tegas kepada penjajahan di dunia karena penjajahan di nilai sebagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan.

BACA JUGA :
UU Penyiaran Direvisi, Langkah Mundur Demokrasi?

Termasuk upaya bangsa Indonesia dalam menyikapi penjajahan di Gaza, Palestina. Berbagai manuver dilakukan dari boikot produk zionis, aksi demo di berbagai daerah hingga pernyataan sikap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang walk out saat pidato Dubes Isreal di PBB, Retno secara tegas menyampaikan akan konsisten membela Palestina.

Beberapa hari ini publik diramaikan dengan berita kunjungan 5 orang tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yaitu Sukron Makmun (PW NU Banten), Zainul Ma’arif (Unusia), Munawir Aziz (Sekum PP Pagar Nusa), Nurul Bahrul Ulum (PP Fatayat NU) dan Izza Annafisah Dania (PP Fatayat NU), menemui Presiden Israel, Isaac Herzog.

Pertemuan tersebut memantik kemarahan masyarakat Indonesia, masyarakat yang sedang memuncak empatinya atas korban penjajahan Israel di Palestina dan menggencarkan kecaman terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan serangan ke Gaza Palestina, tercederai dengan beredarnya foto 5 tokoh NU tersebut ke Israel di media sosial.

BACA JUGA :
Revisi Undang-Undang Penyiaran Membatasi Kebebasan Pers