Surabaya, LENSANESIA.COM – Naskah drama karya sastrawan Indonesia tak pernah lekang, terbukti masih relevannya naskah tersebut untuk dipentaskan. Salah satunya ditampilkan oleh mahasiswa UNESA dalam pentas drama bertajuk “Panggung Eunoia 2023” yang digelar pada Senin, 11 Desember 2023 bertempat di Gedung Pertunjukan Sawunggaling Surabaya.

Pementasan tersebut diinisiasi oleh mahasiswa program studi S-1 Sastra Indonesia angkatan 2021, Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Melalui pementasan akhir tahun tersebut, diharapkan menjadi salah satu media menyuarakan gerakan perubahan baik individu maupun masyarakat.

BACA JUGA:
Yang Abu-Abu dan yang Mencoba Mengenal Sastra

Hal ini disampaikan oleh Pimpinan Produksi Panggung Eunoia 2023, Nabila Habibah Al-Cholis, yang menyatakan bahwa Panggung Eunoia 2023 membawa semangat mahasiswa sastra menghadapi era disrupsi atau perubahan karakter di masa sekarang.

“Panggung Eunoia 2023 memiliki arti sebagai panggung kehidupan, kata “eunoia” kami pilih karena bermakna kehidupan. Kami berharap dari pementasan drama ini mampu menjadi cermin yang mampu memperlihatkan pesan yang ada dalam tiap naskah” ucapnya.

Pada pementasan tersebut, ditampilkan dua naskah dari dua sastrawan ternama dan legendaris di Indonesia. Yakni naskah “Manusia Baru” karya Sanusi Pane dan naskah “AUT” karya Putu Wijaya.

Kedua naskah tersebut dipentaskan melalui dua gaya yang berbeda. Manusia Baru dipentaskan melalui gaya realisme sedangkan AUT dipentaskan melalui gaya komedi satir.

BACA JUGA:
Gencar Menyisir Miras Ilegal Jelang Natal dan Tahun Baru, Polres Subang Sita Ratusan Botol Miras

Naskah pertama, yakni Manusia Baru menceritakan mengenai persoalan antara buruh pabrik dengan tuan-tuan pemilik pabrik. Juga didalamnya menyoroti isu feminisme ketika perempuan-perempuan tifak diperbolehkan ada di pabrik.

Melalui dua tokoh sentral yakni Saraswati dan Das kisah dibungkus dengan gaya romantisme sehingga penonton akan menikmati pesan-pesan kemanusiaan, keadilan, hingga perlawanan akan tradisi kolot dan perdebatan kebudayaan.

AUT sebagai naskah kedua menceritakan mengenai suatu kantor lapor yang didalamnya dihuni oleh para petugas yang tidak kompeten dalam bekerja. Mereka suka mabuk-mabukan, berjudi, hingga korupsi.

BACA JUGA:
Pria Asal Kabupaten Subang Ditangkap Polisi Usai Edarkan Ganja Kering

Disunting oleh: Admin Redaksi

Muhammad Azhar Adi Mas'ud

Mulai jatuh cinta pada menulis sejak bangku menengah pertama, hingga memutuskan menekuni bidang jurnalistik dan sastra. Percaya bahwa menulis adalah cara abadi menyulih peristiwa, merangkai sekuntum makna yang tersembunyi bersama rasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *