Jakarta, LENSANESIA.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali berhadapan dengan masalah kebocoran data, menghadapi lonjakan yang signifikan dari kejadian sebelumnya. Pada September 2020, sekitar 105 juta data pribadi pemilih bocor, dan kini angka tersebut meningkat dua kali lipat menjadi 204 juta.

Ketua KPU, Hasyim Asy’ari, mengumumkan langkah-langkah yang diambil dalam menanggapi kebocoran data pemilih tersebut. Dalam keterangannya, Hasyim menyampaikan bahwa KPU telah bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memverifikasi keaslian data yang bocor.

“Kami masih memastikan apakah informasi itu benar atau tidak. Kami bekerja sama dengan tim yang selama ini sudah ada yaitu tim dari KPU, tim dari BSSN kemudian dari tim Cybercrime Mabes Polri dan juga BIN dan Kemenkominfo. Ini tim sedang kerja untuk memastikan kebenaran informasi tersebut,” ungkap Hasyim di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (29/11/2023).

Baca Juga: Pengguna Facebook Jadi Korban Pemerasan: Tertipu Akun Palsu Diajak Video Call Sex

Hasyim menegaskan bahwa KPU saat ini belum mengambil tindakan hukum untuk melaporkan kejadian ini ke Polri, karena masih dalam tahap pemeriksaan kebenaran informasi. Tim internal KPU, termasuk tim dari Siber Mabes Polri, tengah melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memverifikasi dan memastikan keakuratan data yang bocor.

“Tim di dalam yang menangani IT KPU di dalamnya ada tim dari Siber Mabes Polri. Nanti kalau sudah indikasi-indikasi sudah jelas tentu ada tindakan-tindakan lanjutan, tapi yang paling penting sekarang sedang diperiksa, sedang dicek, sedang dilacak kebenaran informasi tersebut,” terang Hasyim.

Dalam upaya memastikan keamanan data pemilih, Hasyim juga menyampaikan bahwa data tersebut masih dapat diakses melalui laman resmi KPU, yaitu cekdptonline.kpu.go.id. Dia menjelaskan bahwa proses pemeriksaan dan penyaringan terus dilakukan, dan hingga saat ini, informasi tersebut masih dapat diakses dengan memasukkan nomor induk kependudukan masing-masing.

Baca Juga: TikTok Shop Bakal Beroperasi Lagi di Indonesia, Begini Kata Kemendag

“Kalau kita cek sebetulnya bisa memeriksa cekdptonline.kpu.go.id, nanti masuk ke situ dan kemudian bisa diakses lewat nomor induk kependudukan kita masing-masing. Intinya informasi itu masih bisa diakses sampai sekarang,” pungkas Hasyim.

Sebelumnya, seorang peretas anonim yang mengidentifikasi diri sebagai Jimbo mengklaim berhasil meretas situs KPU dan mengakses data pemilih. Jimbo juga membagikan 500.000 contoh data dalam postingan di situs BreachForums, platform yang umumnya digunakan untuk memperjualbelikan hasil peretasan.

Jimbo juga melampirkan tangkapan layar dari situs cekdptonline.kpu sebagai bukti verifikasi kebenaran data yang berhasil diaksesnya.

Baca Juga: Cara Mudah Turun Kelas BPJS Kesehatan Secara Online

Dalam postingannya, Jimbo mengungkapkan bahwa dari total 252 juta data yang diperolehnya, beberapa mengalami duplikasi. Setelah proses penyaringan, ditemukan bahwa terdapat 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir identik dengan jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU yang mencapai 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten/kota di Indonesia dan 128 negara perwakilan. KPU dan lembaga terkait terus berupaya keras untuk memastikan keamanan dan integritas data pemilih nasional. ***

Editor : Admin Redaksi
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *