Maumere, LENSANESIA.COM– Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang bekerjasama dengan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Balinusra melaksanakan kegiatan pelatihan sistem informasi geospasial (SIG) berbasisi ponsel bagi 24 pendamping perhutanan sosial di Maumere, kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, 3-4 November 2023.
Pelatihan ini menggunakan metode blended learning, sebuah konsep pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka. Pembekalan materi secara online dilaksanakan pada tanggal 2 sampai tanggal 3 November 2023, dilanjutkan dengan tatap muka di tanggal 7 sampai tanggal 9 November 2023.
Kegiatan ini bertujuan agar kelompok perhutanan sosial dapat melaksanakan pemetaan secara partisipatif dan menghakhiri konflik tenurial yang ada di kabupaten Sikka.
Heru Budi Santoso, S.Hut., M.Sc., biasa disapa pak Heru dalam sambutan mengatakan, ” Dalam pengelolaan perhutanan sosial, sistem informasi geografis (SIG) memiliki peran penting untuk membantu menyelesaikan konflik tenurial, pendataan potensi serta pendataan luas areal garapan.
” Dalam Pelatihan ini, para pendamping Perhutanan Sosial telah kami bekali dengan kemampuan penggunaan GPS Berbasis smartphone, analisis data menggunakan software GIS hingga menyajikannya dalam bentuk peta”, ungkapnya.
Dia menambahkan, Meskipun memiliki background pendidikan serta basic pengalaman penggunaan GIS yg berbeda-beda, para pendamping Perhutanan Sosial (PS) sangat antusias dan mampu belajar dengan cepat. Hal ini menjadi modal penting untuk terus memanfaatkan ilmu yg telah diperoleh dalam kegiatan pendampingan kelompok perhutanan sosial (KPS) masing-masing.
” Melalui pemanfaatan ilmu SIG ini, harapannya aspek pengelolaan kawasan dan potensi hasil hutan mampu dikembangkan menjadi lebih baik serta mendorong aspek kelola usaha untuk mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera di Kabupaten Sikka, ungkap kepala penjamin mutu diklat dan staf pengajar di Balai Pelatihan LHK Kupang ini.
Di akhir sambutanya, dia memberikan dukungan dan apresiasi kepada para pendamping agar tetap menjaga kekompakan selalu.
Fredy Meze Tai, biasa disapa Fredi pendamping kelompok Pema Ruwa mengatakan, sebagai fasilitator lapangan, pelatihan SIG sangat membantu para pendamping kelompok dalam membuat peta secara parsispatif di kelompok masing-masing.
” Saya memperoleh ilmu dan kesempatan yang sangat bermanfaat dalam mengkaji dan menyajikan data dengan sangat baik. Hasil pengaktualisasiannya dapat menjadi database perencanaan kebijakan di berbagai sektor di kelompok perhutanan sosial”, ungkapnya.
Maria Tesa Parera, pendamping kelompok Dua Hogar, mengatakan mutu program sangat bergantung pada penyajian data2 yang valid, sehingga pelaksanaan serta kualitas dan outputnya dapat terukur sesuai peta jalan program dan sesuai rencana kerja yang sudah dibuat oleh kelompok.
Dia menambahkan, kegiatan pelatihan ini harus terus dilakukan agar kualitas SDM pendamping dan kelompok menjadi baik, sehingga mampu mengelolah potensi sumber daya alam yang ada di kelompok.
” Saya senang sekali dengan kegiatan praktek lapangan beberapa hari ini , sekarang saya bisa membuat peta secara mandiri, ini sangat bermanfaat untuk kelompok dampingan saya. Kami tidak perlu mencari tenaga ahli SIG, sekarang sudah ada saya, tinggal ditularkan ilmu ini ke anggota dan masyarakat secara luas, ungkap wanita cantik yang akrab di sapa Tesa ini”.***
Kerennn…Sukses terus u perhutanan sosial di kab. Sikka