LENSANESIA.com — Hayao Miyazaki atau lebih dikenal dengan julukan “Walt Disney of Japan” adalah seorang animator, pembuat film, penulis skenario, penulis, dan komikus asal Jepang yang lahir pada 5 Januari 1941 di Būnkyo, Tokyo. Ia merupakan salah satu dari pendiri Studi Ghibli, sebuah studi animasi dan film legendaris asal Jepang. Dalam masa keemasannya di Studi Ghibli, Miyazaki telah memperoleh pengakuan internasional sebagai salah satu pembuat film paling sukses dalam bisnis animasi. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena Miyazaki dikenal memiliki visi dan kecintaan dalam dunia dongeng yang divisualisasikan dalam bentuk animasi yang spektakuler. Seluruh karya yang Miyazaki buat selalu memuat topik yang ada di kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan, cinta dan keluarga. Miyazaki juga suka menambahkan bumbu politik, seperti feminisme dan pasifisme, yang dikemas dengan lembut dan menarik agar bisa dicerna dengan baik oleh masyarakat berbagai usia. Karakter yang ia suguhkan kepada penikmat dunia yang ia bangun juga dikenal sangat baik karena memiliki karakteristik layaknya manusia dalam kehidupan sehari-hari pada umunya, di mana tidak terdapat tokoh utama yang berperan sebagai seorang pahlawan maupun tokoh yang berperan sebagai penjahat. Moral abu-abu yang diterapkan Miyazaki pada karakternya terlihat sangat jelas dalam salah satu film animasinya yang dikenal di seluruh dunia, Princess Mononoke.
Princess Mononoke disketsa oleh Miyazaki pada tahun 1994. Dalam produksinya, Miyazaki bereksperimen dengan animasi komputer untuk memberikan kesan lebih apik kepada animasi tradisional, yang kemudian ia gunakan untuk memproduksi animasi Princess Mononoke. Untuk inspirasi tambahan, Miyazaki mengajak sekelompok animator dan seniman Studio Ghibli untuk pergi ke hutan Yukushima dan gunung Shirakami-sanchi, di mana mereka diharuskan mengambil gambar atau membuat sketsa yang akan digunakan untuk pembuatan Princess Mononoke pada tahun 1995. Miyazaki sangat teliti dan ikut ambil adil selama proses pembuatan animasi. Produksi filmnya memakan biaya yang amat besar, sekitar 23,5 juta dollar Amerika Serikat. Princess Mononoke dinobatkan sebagai film produksi Studio Ghibli paling mahal karena biaya yang besar tersebut. Namun, saat Princess Mononoke rilis ke media mainstream pada 12 Juli 1997, Miyazaki telah membuka pintu kesuksesannya dengan meraih 148 juta dollar Amerika Serikat skala domestik selama Princess Mononoke tayang di layar lebar Jepang. Princess Mononoke menjadi film dengan pendapatan paling tinggi di Jepang pada zamannya selama beberapa bulan setalah rilis. Kesuksesannya membuat Miramax Films membeli hak cipta distribusi Princess Mononoke di Amerika Utara, membuatnya menjadi film Studio Ghibli pertama yang didistribusikan di Amerika Serikat. Namun, Princess Mononoke tidak mendapatkan kesuksesan yang sama layaknya di Jepang, dan selama penayangannya hanya menghasilkan 3 juta dollar Amerika Serikat.
Princess Mononoke merupakan gerbang yang membuka dunia animasi Miyazaki dan Studio Ghibli kepada masyarakat global, meskipun diterima dengan buruk oleh masyarakat Amerika Serikat.
Setelah perdana Princess Mononoke berakhir, Hayao Miyazaki mengumumkan bahwa ia akan pensiun dari dunia animasi, dan menjalani hiatus yang cukup lama. Namun, pada 20 Juli 2001, Miyazaki kembali menyuguhkan karya seni animasinya dengan judul Spirited Away. Mengambil topik ‘keserakahan manusia’ dengan tokoh utama yang seorang gadis muda, Miyazaki berhasil meraih pendapatan 289,1 juta dollar Amerika Serikat selama film tayang di layar lebar. Tidak hanya itu, Spirited Away dianggap oleh kritikus film sebagai salah satu dari sekian film terbaik awal tahun 2000-an. Spirited Away mendapatkan penghargaan dari Japan Academy Prize untuk kategori Picture of The Year dan Academy Award untuk kategori Best Animated Feature. Pendapatnya yang besar, membuat Spirited Away menjadi film dengan pendapatan tertinggi di Jepang selama 20 tahun. Lalu, pada bulan September 2001, Studio Ghibli mengumumkan produksi film Howl’s Moving Castle yang diambil dari buku karya Diana Wyanne Jones dengan judul yang sama. Miyazaki mengakusisi produksi film tersebut karena, setelah membaca novel sumbernya, gambaran akan istana yang berjalan mengitari pedesaan terus menempel dikepalanya dan membuatnya ingin melampiaskannya ke dalam media gambar, yang pada akhirnya menjadi desain akhir istana yang digunakan dalam animasinya.
Howl’s Moving Castle rilis di layar lebar pada 20 November 2004 dan mendapatkan banyak pujian dan penerimaan hangat dari kritikus film dan penikmat animasi. Howl’s Moving Castle menjadi salah satu nominasi The Osella Award untuk kategori Technical Excellence di acara Venice International Film Festival yang ke-61 dan menjadi nominasi The Academy Award untuk kategori Best Animated Feature. Miyazaki meraih penghargaan Honorary Golden Lion untuk Lifetime Achievement Award pada Venice International Film Festival yang ke-62 pada tahun 2005. Tak lama setelah Howl’s Moving Castle rilis, Miyazaki kembali mengumumkan bahwa ia akan pensiun kepada publik dan kembali hiatus untuk beberapa tahun. Namun, penggemar Studio Ghibli kembali dikejurkan dengan rilisnya Ponyo pada tahun 2008 dan The Wind Rises pada tahun 2013. Karena seringnya pengumuman akan keinginan untuk pensiun dari dunia animasi, lalu muncul kembali setelah 4 sampai 5 tahun, penggemar Studio Ghibli mulai meremehkan keinginan Miyazaki untuk pensiun dengan menganggapnya sebagai hiatus. Hal tersebut terbukti sebagai fakta karena setelah mengumumkan keinginan pensiun karena usia tua pada tahun 2013, Miyazaki memutuskan untuk kembali menggarap proyek animasi dengan judul The Boy and The Heron pada tahun 2016, yang mana proyek tersebut ia kerjakan tanpa persetujuan.
The Boy and The Heron akhirnya rilis di Jepang pada 4 Juli 2023, tetapi promosi untuk film tersebut sangat minimalis hingga tidak ada yang sadar bahwa Studio Ghibli dan Miyazaki telah merilis film animasi baru setelah hiatus selama 1 dekade. Bertolak belakang dengan Jepang, Amerika Serikat mempromosikan The Boy and The Heron dengan brutal, di mana promosinya dimulai dari memanfaatkan nama-nama besar seperti Robert Pattinson, Christian Bale, Florence Pugh, dan Dave Bautista untuk mengisi suara karakter dalam film untuk versi english dub. Dengan aktor-aktor yang dikenal luas dan sejarah Studio Ghibli yang memiliki animasi-animasi kelas atas, penggemar menanti perilisan global film produksi Miyazaki ini. Dengan konsep alam, politik, dan masa muda yang dikenal sebagai ciri khas, bahkan spesial, Studio Ghibli, film animasi ini layak dinanti oleh penggemar dunia animasi dan film yang ada di Indonesia. The Boy and The Heron akan tayang secara global pada 8 Desember 2023, membuatnya menjadi film terbaik yang harus dinanti untuk menutup akhir tahun 2023.***