Binjai, LENSANESIA.COM – Dunia pendidikan di Indonesia saat ini tengah gencar menggaungkan Profil Pelajar Pancasila kepada murid-murid di sekolah dengan harapan mereka dapat menginternalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.

Namun, disisi lain pendidik dihadapi tantangan sosial media, internet, iklan, alat alat permainan baik yang online maupun non online yang tidak edukatif bahkan bersifat merusak mentalitas generasi muda seperti narkoba, pornografi, bullying dan lain sebagainya.

Sungguh miris anak-anak usia dini seperti TK/PAUD dan SD sudah disuguhkan hal-hal yang merusak. Mau jadi apa generasi muda bangsa ini, kalau hal-hal yang tidak baik sudah mereka konsumsi. Ini bukan hanya sekedar wacana tapi sudah menjadi permasalahan di lapisan bawah.

Kartu bergambar yang diperjual belikan pedagang mainan di sekolah-sekolah. (Foto: Lensanesia.com/Arif)

BACA JUGA :
Peneliti Ungkap Bentuk Kenakalan Siswa dan Strategi Guru di MTsN 2 Mojokerto

Penulis temukan “kartu bergambar” berupa foto wanita yang seronok (bersifat pornografi) di peegang murid kelas satu di sekolah yang ada di Kota Binjai. Dan ini tidak menutup kemungkinan sudah tersebar luas karena kartu ini diperjual belikan secara bebas oleh pedagang mainan.

Penjual permainan yang ada di sekolah-sekolah hanya mengejar keuntungan saja tidak memikirkan apa dampak yang diperjual belikannnya dari permainan bersifat pornografi atau bersifat merusak mentalitas moral ini.

Mungkin hari ini mereka tidak merasakan dampak negatif yang ditimbulkannya. Yang pasti semua ini sudah terekam dalam memori mereka dan jika berlangsung terus akan merusak mentalitas dan sikap anak.

BACA JUGA :
UPTD SMPN 2 Sukasari Adakan Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

Jangan dianggap hal ini sepele atau biasa saja, ” hanya gambar pornorafi aja, sudah banyak beredar dimana-mana.” . Jika sudah seperti ini kondisinya maka akan sulit untuk merubahnya.

Hal ini perlu menjadi perhatian dinas terkait,  orang tua,  terutama pendidik agar lebih selektif memilih tontonan, permainan anak muridnya agar nilai nilai budaya negatif , hal yang merusak mentalitas moral tidak sampai meracuni pikiran dan pola hidupnya.

Untuk itu semua pihak bersinergis untuk memberantas pornografi dan hal negatif yang merusak mentalitas moral ini. Lebih baik mencegah daripada mengobati sebelum nasi berubah menjadi bubur.

BACA JUGA :
Walikota Binjai Launching Program Universal Health Coverege (UHC)

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menyadarkan kita semua untuk tetap menjaga generasi muda dari hal yang merusak mentalitas moral bangsa. ***

Disunting oleh: Admin Redaksi

Arif Fauriyuddin

Penulis sebagai pendidik yang aktif dalam organisasi profesi pendidikan. Menulis menjadi bagian dalam kehidupan untuk berbagi dan memberikan manfaat untuk orang lain.